Permintaan terhadap bonsai meningkat seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap tanaman Bonsai ini.bisnis bakalan tanaman bonsai sangat menjanjikan jika di tekuni. Bonsai lantas banyak dicari dan dibeli. Orang menginginkan bonsai untuk dipelihara sendiri atau sebagai hadiah untuk teman, keluarga, atau relasi. Sayangnya harga bonsai jadi tergolong mahal bagi mayoritas penduduk Indonesia.
Untuk memiliki bonsai tanpa harus mengeluarkan uang terlalu banyak dapat dilakukan dengan cara membeli bakalan bonsai. Dibanding bonsai jadi, harga bakalan bonsai termasuk murah. Itulah sebabnya banyak pembeli bakalan bonsai. Sekarang banyak penjual tanaman hias di pinggir jalan yang menjual bakalan bonsai.
Di tempat tersebut ada bakalan bonsai yang dijual dalam pot dan sudah menggali training, ada yang baru bertunas dan masih berukuran kecil, dan ada pula yang bonggol tunggulnya masih dalam karung plastik pertanda baru digali dari tempatnya.
Tidak hanya pedagang tanaman hias di pinggir jalan yang banyak menjual bakalan bonsai. Pengusaha tanaman hias yang lebih bonafide seperti nursery atau perusahaan dengan lahan mencapai hektaran pun banyak yang menjual bakalan bonsai.
Ramainya perdagangan bakalan bonsai akhir-akhir ini disebabkan karena komuditi ini memiliki masa depan yang baik. Harga bakalan bonsai relatif lebih mahal daripada kebanyakan tanaman hias lainnya. Harga ini akan bertambah kalau dijual dalam bentuk bonsai jadi. Itulah sebabnya pedagang bakalan bonsai ikut merawat serta mentraining sendiri bakalannya dengan harapan meningkarkan harga.
Promosi yang dilakukan PPBI berpengaruh baik bagi bisnis ini. Dengan cabang yang terdapat hampir di semua propinsi, PPBI telah membuat bonsai menjadi bukan barang baru lagi bagi masyarakat. Bertambahnya jumlah penggemar bonsai jelas menambah pangsa pasar bakalan bonsai.
Pameran yang diadakan untuk umum merupakan sarana promosi yang baik untuk meningkatkan harga jual bonsai. Dalam kesempatan tersebut dijual juga bakalan bonsai atau tunggul dengan harga “miring”. Menurut pengakuan penjual bakalan bonsai, masyarakat banyak yang membeli bakalan bonsai setelah mengunjungi pameran.
Penggemar bonsai yang fanatik jarang yang membeli bonsai jadi. Walaupun tanaman tersebut sudah baik penampilannya, tetapi itu bukan hasil karya mereka sendiri. Mereka ingin membentuk dan menghasilkan bonsai sendiri. Orang-orang seperti inilah yang antusias membeli bakalan bonsai.
Pembeli bonsai jadi adalah mereka yang tergolong awam atau pemula dalam seni ini. Boleh dibilang hanya beberapa pencinta bonsai fanatik yang merupakan konsumen bonsai jadi. Mereka sering tidak melakukan pembelian tunai, melainkan barter atau tukar tambah dengan sesama penggemar bonsai.
Harga bakalan bonsai ditentukan oleh beberapa hal. Pertama, jenis tanaman. Jenis tanaman langka, unik, dan banyak disukai jelas memiliki harga yang tinggi. Kedua, umur dan ukuran tanaman. Pedagang bakalan bonsai menjual tanamannya dengan harga tinggi bila umur tanamannya sudah tua.
Tanaman yang bonggol atau ukuran batangnya lebih besar memiliki harga lebih mahal daripada tanaman yang masih kecil. Ketiga dan yang tak kalah penting adalah penampilan tanaman itu sendiri.
Tanaman yang bentuknya sudah mengarah ke bentuk bonsai harga jualnya lebih baik daripada tanaman yang masih perlu penangan berat. Kadang-kadang bentuk yang aneh dan unik dengan karakter yang jarang dijumpai menambah nilai jual bakalan bonsai.
Harga bakalan bonsai cemara udang (Casuarina) beberapa tahun yang lalu hanya Rp 40-50 ribu. Tahun 1992, harganya mencapai Rp 100-150 ribu. Bahkan, ada pedagang yang menjual dengan harga Rp 1 juta. Di luar negeri harganya mencapai US$ 500,00.
Harga bakalan bonsai black pine dulunya hanya Rp 5.000,00. Sekarang bakalan bonsainya dihargai Rp 10-25 ribu. Di luar negeri harganya mencapai US$ 7.500,00 atau sekitar Rp 15 juta. Jenis black pine sangat digemari di Eropa.
Bakalan bonsai jenis sisir dulu hanya dihargai Rp 10 ribu. Sekarang harganya sekitar Rp 25 ribu. Di luar negeri harganya mencapai US$ 100-300,00.