Bonsai kemuning merupakan jenis tanaman bonsai yang mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis tumbuhan bonsai yang lain. Beberapa keunggulan tersebut antara lain karakter kulitnya yang berkerak. Hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa pohon kemuning tersebut tua, mudah berbunga, serta kaya dengan perantingan. Bunga dari pohon ini mempunyai bau yang sangat halus. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis tanaman bonsai kemuning yang terkenal yaitubonsai kemuning jepang dan kemuning jenar atau lokal.
kemuning merupakan salah satu tumbuhan tropis yang bisa mencapai tinggi hingga tujuh meter dan dapat berbunga sepanjang tahun. Bentuk daunnya menyerupai daun jeruk namun mempunyai ukuran yang lebih kecil. Biasanya, bonsai kemuning digunakan untuk tumbuhan pagar atau tumbuhan hias. Bunga dari tumbuhan ini berbau sangat harum, panjang, putih, dan mempunyai ukuran sekitar 12 hingga 18 mm. Selain berbunga, tumbuhan ini juga berbuah yang berwarna merah hingga orange jika sudah matang.
Bonsai kemuning: syarat tumbuh
Bagi anda yang ingin membudidayakan kemuning sebagai tanaman bonsai, pilihan anda sangat tepat karena tumbuhan ini bisa tumbuh subur di semua jenis tanah baik di dataran tinggi ataupun dataran rendah. Selain itu, tumbuhan ini juga sangat menyukai tempat-tempat yang lembab. Alam asli dari bakalan bonsai kemuning ini adalah pinggir sungai, danau, kolam atau tempat lain yang mempunyai kelembaban yang sedang. Untuk itu, jika anda ingin memindah bonsai kemuning ke dalam pot, media yang paling baik adalah kompos dan tanah lempung yang mempunyai porousitas rendah.
Semua jenis kemuning mempunyai karakteristik yang sama yaitu menyukai tempat-tempat yang lembab. Untuk itu, jika anda sedang mencari cara membuat bonsai kemuning, sebaiknya anda bisa memulainya dengan mempertahankan kelembaban pada media tanam. Hal ini berarti bahwa bonsai kemuning membutuhkan air yang cukup sehingga saat dipindah ke dalam pot, anda harus melakukan penyiraman hingga dua kali sehari saat musim kemarau tiba.
Agar kesehatan dan kesuburan bonsai kemuning tetap terjaga, tanaman ini juga membutuhkan perlakuan khusus salah satunya bisa dilakukan dengan pemupukan. Biasanya, pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia dan pupuk kandang. Untuk pupuk kimia, bisa dilakukan pemupukan sekali dalam sebulan yaitu dengan pupuk daun dan pupuk NPK sedangkan untuk pupuk kandang, bisa dilakukan hanya sekali setiap tiga bulan. Untuk kemuning yang dibudidayakan secara bonsai di dalam pot, direkomendasikan untuk mengganti media setiap dua tahun sekali. Saat pertumbuhan bonsai melambat, hal ini berarti pot sudah dipenuhi dengan akar. Selain penggantian media tanam juga harus dilakukan reporing dengan cara memotong bola pada akar kurang lebih sepanjang 5 cm melingkari pohon kemudian anda bisa menambahkan media sesuai yang dibutuhkan.
Bonsai kemuning: pengendalian penyakit dan hama
Hama yang bisa menyerang tanaman ini adalah penggerek batang. Karena hama tersebut berada di dalam batang maka pengendaliannya cukup sulit. Batang dari bonsai kemuning yang diserang penggerek akan layu kemudian mati. Hal ini karena jalur dari kambium terputus. Jika diketahui lokasi penggerek, pembasmian bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada lubang yang terdapat penggerek. Selain penggerek, jamur juga merupakan hama yang sering menyerang kemuning. Jika tidak segera dibasmi, jamur akan bersarang di akar karena medianya yang lembab dan tentunya sangat disenangi jamur. Pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Tindakan untuk mencegah adanya hama dan penyakit bisa dilakukan dengan penyemprotan secara majemuk yaitu mencampurkan insektisida, fungsida, dan pupuk daun.